MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Sunday, December 3, 2017

CHINESE FAMILLE ROSE WU SHUANG PU TEAPOT #2













TEKO FAMILLE ROSE TANGKAI PERAK #2
Porselen lukis enamel dengan tangkai perak kadar baik
Akhir abad 19, Jingdezhen, Cina
Mark 'Tongzhi Nian Zhi' (1862 - 1874), marking asli dari era ini atau setidaknya dibuat pada era Guangxu (1875 - 1908)
Diameter 10 cm, lebar 12,5 cm, tinggi total 12,3 cm
Benda terpakai yang masih baik dan utuh, lukis enamel sedikit-sedikit ada lecet

Benda porselen eksport abad 19 ini sejatinya mempunyai tangkai logam yang terbuat dari perunggu / kuningan, tetapi ada sebuah tradisi di Jawa pada waktu itu untuk mengganti tangkai aslinya dengan tangkai perak atau emas.

Tradisi ini biasanya dipraktekkan oleh kalangan Cina Peranakan berpunya dan sebagian bangsawan / priyayi ningrat Jawa. Selain masalah selera estetika, hal ini juga sekaligus menunjukkan posisi / status pemiliknya.
Berikut beberapa contoh teko porselen Cina yang mengalami perubahan tangkai dari kalangan bangsawan Jawa

Sumber foto dari website Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Motif pada teko ini dikenal dengan istilah 'Wu Shuang Pu', sebuah tradisi menghias benda porselen di Cina yang mengacu pada figur / karakter legendaris dari kitab 'Wu Shuang Pu'. Jenis dekorasi yang cukup spesial dan prestise.

Kitab 'Wu Shuang Pu' adalah cetakan cukil kayu (woodblock print) karya pelukis Jin Guliang yang dibuat pada akhir abad 17 (1694) era Kaisar Kangxi.
Berisi 40 tokoh kepahlawan dari Dinasty Han hingga Song, dengan imajinasinya Jin Gujiang melukis kembali para tokoh tersebut. Karakter yang dimiliki pada 40 tokoh tersebut menurut Jin Gujiang adalah tampa tanding dan tidak akan pernah dijumpai kembali.

Karakter pada teko ini adalah Xie An atau Xie Gong / Jin Tai Fu (320 - 385), seorang negarawan dari Dinasty Jin (265 - 420) yang banyak melepaskan Dinasty ini dari berbagai macam krisis.

Karakter ke-dua adalah Lu Zhu (250 - 300) selir kesayangan saudagar kaya bernama Shi Chong. Seorang Jenderal bernama Sun Xiu menginginkan Lu Zhu, tapi ditolak oleh Shi Chong. Sang Jenderal kemudian mengirimkan pasukan untuk merebutnya, tetapi daripada menyerahkan diri Lu Zhu memilih mati dengan terjun dari bangunan betingkat. 
Ref : Gotheborg.com.

1 buah teko :
Zold - Makassar

No comments:

Post a Comment