MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Thursday, July 24, 2014

STRAITS CHINESE EMBROIDERED WEDDING ROBES # 1












JUBAH SULAM PENGANTIN PERANAKAN # 1
1930 - 1940, Jawa Tengah, Indonesia
Benang sutra, benang emas dan logam diatas kain satin
162 cm x 88 cm
Benda terpakai dengan kondisi yang masih sangat baik,  ada beberapa flex karena lama penyimpanan

Kebanyakan kain sulam baju pengantin kalau penyimpananya benar, selalu masih dalam kondisi yang baik. Begitu juga kain Tok-wi atau jenis kain sulaman lain, sebenarnya jarang rusak karena pemakaian, karena hanya dipakai 1 atau 2 kali dalam setahun untuk perayaan, rusaknya kebanyakan terjadi pada benang motifnya yang terlepas atau putus karena adanya peregangan ketika dilipat untuk disimpan. Tok-wi mungkin sedikit lebih riskan terkena bara dupa atau tumpahan makanan / minuman. Dan penyimpanan yang bisa dilakukan terhadap kain sulaman tua kalau kita tidak memajangnya mungkin dengan cara menggulungnya dengan pipa palaron atau pipa kertas kain, sedikit membantu mengurangi peregangan dibandingkan kalau dilipat.

Bagi yang berkecukupan, baju pengantin biasanya dibuatkan khusus per-individu mempelai, berharap hanya sekali dipakai, dan tersimpan sebagai properti keluarga. Hal ini seharusnya membuat baju pengantin Peranakan lumayan banyak, atau paling tidak bisa sama jumlah dengan kain Tok-wi misalnya, tapi kenyataannya adalah tidak begitu, selain baju pengantin banyak yang rusak karena ketidak-acuhan dan salah penyimpanan, juga kegiatan ceremonial perkawinan yang 'terlalu' Cina dan melibatkan orang banyak menjadi agak 'tabu' setelah tahun 1966 ( sama seperti Barongsai, Potehi dan wayang orang / opera Cina ).
Tapi yang paling mempengaruhi tentunya adalah pergeseran budaya dengan masuknya tata cara kehidupan 'Eropa / barat' yang sangat dominan, sehingga secara perlahan ceremony perkawinan Peranakan mengikuti ala bule, gaun pengantin putih dan jas, komplit dengan tustel-nya.
Tok-wi dan benda keagamaan lainya sedikit beruntung dapat bertahan lebih lama penggunaanya, selain tetap lestari di dalam klenteng - klenteng, juga Peranakan Cina sedikit unik, life-style baru selalu welcome, tapi kalau menyangkut kepercayaan dan selera untuk perut,,nanti dulu mister,,..
Zold-Jakarta

No comments:

Post a Comment