MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Tuesday, May 24, 2022

376. CHINESE GILDED & LACQUERED JEWELRY BOX


















KOTAK PERHIASAN KAYU NANMU
Lacquer lukis prada emas diatas kayu nanmu  楠木, ornamen logam perunggu
Qing akhir atau awal Republik Cina (1890 - 1920an) - Cina
Marking cap stempel '乾昌福造 - 如假包换' (Qian Changfu Zao - Jaminan Asli)
29,5 cm x 18 cm, tinggi 15,3 cm
Lukis prada aus sedikit2, anak kunci sudah tidak ada.
Relatif masih sangat baik untuk benda yg sudah berusia 100 tahun lebih

Kotak perhiasan yg dibuat oleh perusahaan pengrajin kayu terkemuka pada era Dinasty Qing - Qian Changfu Zao (乾昌福造).
Perusahaan ini terkenal dalam membuat kotak2 kayu yg bermutu tinggi, mayoritas diproduksi menggunakan kayu jenis nanmu yg berserat emas atau yg biasa disebut Jinsi Nanmu 金丝楠木.
Kayu nanmu yg satu keluarga dengan kayu kamper tahan terhadap serangga / rayap dan seratnya tidak mudah pecah. Untuk jenis jinsi nanmu mempunyai serat yg berkilau jika tertimpa cahaya, salah satu jenis kayu langka dan sangat dihargai dinegeri Cina, terutama untuk kayu yg sudah berusia tua.

Umumnya kotak kayu jinsi nanmu tidak diwarnai atau dilacquer, kayu diekspos keindahan seratnya yg berkelip memantulkan cahaya ke-emasan pada pola serat kayunya. Kotak yg dibuat oleh maker serupa (Qian Changfu Zao) yg mengekspos serat kayu jinsi nanmu dapat dilihat DISINI (klik) sebagai referensi.

Kotak perhiasan yg dilacquer ini kemungkinan pesanan khusus mengikuti selera kostumernya, berbeda dengan kotak / benda lacquer Cina yg dieksport ke Eropa, umumnya hiasan lukisan bertemakan pemandangan, manusia / lakon cerita hikayat klasik Cina atau medalion bunga2 dan tanaman.
Besar kemungkinan kotak ini dipesan oleh kaum Peranakan untuk kebutuhan khusus, motif lukisanya berupa simbol2 filosofis Cina. Simbol2 yg umumnya hadir dalam perayaan, perkawinan ataupun upacara2 tradisi Cina & Peranakan.

Beberapa motif lukisan bagian depan kotak diantaranya terdapat katak berkaki tiga  (three legged taod)- Chan Chu sebagai lambang uang atau kemakmuran, juga vas bunga dengan mekaran bunga prem (prunus blossom) yg dilukis dengan gaya Bogu 博古紋 , yaitu pola visual / lukis yg menampilkan benda2 artefak kuno & simbol2 Cina seperti dipajang / didisplai.
Benda2 artefak & simbol yg lain diantaranya seperti Ruyi (scepter), wadah berkaki 3 kepala manusia (tripod vessel), meja, kipas, tempat anak panah berpita, buah kesemek dll
Serangga / hewan selain katak jg terdapat pasangan kelelawar, semut, capung dan cicada (sejenis tonggeret)

Pada bagian kanan kotak terdapat lukisan sepasang bunga krisan, pada bagian kiri lukisan sepasang bunga anggrek. Sedangkan pd bagian belakang terdapat motif kupu2, daun bambu dan bunga iris.
Masing2 motif mempunyai makna tersendiri, tetapi percampuran beberapa motif dapat memberikan pengertian baru, seperti misal gabungan bunga krisan, anggrek, rumpun bambu dan mekaran bunga plum (prunus) merepresentasikan 4 musim dengan istilah 4 gentlemen (sijunzi) 四君子, dikenal juga sebagai 4 karakter mulia, 4 bangsawan atau 4 tanaman kebajikan. 

Pada bagian utama atas kotak terdapat motif kelelawar dan awan yg mengitari motif tengah berupa burung bangau yg membawa 'jamur' atau 'sacred fungus - Lingzhi 灵芝 ' pada paruhnya.
Kelelawar dan awan semacam simbol harapan dan doa untuk keberuntungan serta kebahagian, sedangkan bangau melambang status dan panjang umur.
Walaupun bukan 'raja-nya' burung sepertinya burung Hong / phoenix, tetapi burung bangau adalah burung paling utama atau berada pada posisi paling atas.
Burung ini mempunyai posisi status tertinggi, maka motif ini banyak dipergunakan untuk pejabat2 penting kekaisaran dinasty Cina. 

Kotak perhiasan yg cukup langka dengan kualitas bahan dan pengerjaan yg baik ini sekaligus menunjukkan posisi status pemesan / pemilik awalnya, kemungkinan dibuat sebagai hadiah atau bagian dari tradisi prosesi perkawinan Peranakan dijaman dulu.

Zold - Mks


Sunday, May 22, 2022

375. 2 PIECES PERANAKAN WOODEN SERVING SPOONS #4

 CENTONG No.1






                                                                      


CENTONG No.2








2 BUAH CENTONG NASI PERANAKAN

# CENTONG No.1
Lacquer gincu & prada diatas kayu jati
Awal abad 20, Jawa Tengah
23 cm x 5,5 cm, tinggi 7 cm
Ada cuil & gerepes sedikit2, relatif masih baik
Motif ujung gagang berupa kepala burung bangau, motif mahkota menunjukkan adanya percampuran dengan budaya Jawa.
Dalam tradisi Cina burung bangau adalah salah satu unggas dengan hirarki tertinggi, melambang posisi status dan panjang umur.
ZOLD - JKT

# CENTONG No.2
Lacquer merah {gincu) diatas kayu jati
Awal abad 20, Jawa Tengah
30 cm x 10 cm, tinggi 11,5 cm
Ada gerepes dan cuil sedikit2, relatif masih baik
Salah satu motif centong yg kadang dijumpai pada tradisi Peranakan Cina di Jawa, berupa perpaduan antara motif sayur-sayuran (lobak, sawi, dedaunan dll) dengan motif bunga pada lingkaran tengahnya (biji bunga matahari, lotus, kuntum bunga dll)
ZOLD - BKS


Monday, May 16, 2022

374. PERANAKAN GLASS BEADED SLIPPERS

 














SELOP MANIK PERANAKAN / SELOP ENCIM
Manik2 kaca, paku kuningan dan kulit kerbau 
Awal abad 20 / 1920 - 1930, Muntilan, Magelang Jawa Tengah
24 cm x 8,5 cm, tinggi 3,2 cm
Kondisi relatif masih baik, nyaris seperti belum terpakai

Selop manik kaca dengan motif bunga magnolia, sejenis bunga cempaka / bunga 'kantil' yg dalam kultur Cina adalah perlambang kecantikan.

Manik kaca (glass beads) seperti ini dahulu didatangkan dari negara2 Eropa terutama dari Perancis dan diperdagangkan oleh pedagang 'klontong' Cina Peranakan yg menjajakannya dengan pikulan secara berkeliling dari rumah ke rumah bersama barang2 kebutuhan lain seperti kain, benang, jarum, kancing dll alat kebutuhan rumah tangga.
Pedagang klontong Peranakan Cina di pulau Jawa pada abad 19.
Foto kiri oleh Woodbury & Page, koleksi KITLV.


Wanita2 Peranakan pada masa itu umumnya menguasai kecakapan menjahit, menyulam dan merakit manik2 sebagai kegiatan sehari2. Mereka umumnya membuat selop / kasut spt ini selain untuk kebutuhan sehari2 jg untuk persiapan sebagai bagian dari elemen kostum pernikahan.

Manik warna-warni cerah dirakit membentuk motif diatas lembaran kain. Setelah selesai, bagian utama selop ini kemudian diserahkan pada tukang sepatu untuk dibuatkan sol, alas atau hak selop yg sesuai selera pemilik manik tadi.
Toko / nama pembuat sepatu untuk selop manik ini bernama 'Lauw Tik Tjioe' berada di Muntilan, sebuah kota kecil diwilayah Magelang (Keresidenan Kedu) yg banyak memiliki komunitas & tradisi Cina Peranakan sejak jaman Belanda bahkan sebelumnya.

Keresidenan Kedu pada jaman Belanda diawal abad 20 mencakup wilayah Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kebumen & Purworejo. Keresidenan Kedu sudah dihapus pada masa beberapa tahun setelah era kemerdekaan. Salah satu tokoh Peranakan diwilayah ini adalah Be Tjo Lok yg menjadi Kapitan Kedu (Kapitein Der Chinezen of Kedu) pada tahun 1843 sampai 1856

Potrait Kapiten Kedu - Be Tjo Lok (aka Be Koen Wie)

Sepasang Selop Peranakan :
Zold - BKS