MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.
Wednesday, November 30, 2016
STRAITS CHINESE GILDED SILVER HAIRPINS
2 BUAH TUSUK SANGGUL PERAK CINA PERANAKAN
Perak kadar sedang ( 500 - 600 ) lapis emas
Akhir abad 19, Cina
Salah satu marking huruf Hanji nama toko pembuat ' Jin Yuan ' (?)
Panjang 10,2 cm x 2,5 cm dan 4,3 cm x 6,2 cm
Total berat 12,3 gram
Salah satu ada sobek kecil dan penyok sedikit-sedikit karena pemakaian
Gilding ada yang sudah memudar, relatif masih baik
Walau dipergunakan oleh kaum Cina Peranakan, kedua tusuk sanggul ini adalah bentuk tradisional yang di pakai oleh kaum wanita dari daerah Cina bagian Selatan seperti Guangdong, Fujian dan Hainan.
Kebanyakan bentuk serupa juga cenderung bisa ditemukan pada penggalian makam-makam kuno Cina Peranakan yang berasal dari abad 19, baik dari perunggu, perak atau emas.
Perak pada tusuk sanggul dengan bentuk ini juga jarang ditemukan yang mempunyai kadar perak tinggi. Hal ini banyak disebabkan oleh sifat karakter logam perak, kadar yang tinggi membuatnya terlalu lunak dan mudah penyok untuk benda pipih ramping tampa volume ini.
Bahkan untuk beberapa 'Chinese export silver' yang bermarking 'pure silver / chun yin / chun wen' tidak menjadi jaminan atas tingginya kadar perak. Sistim peng'kode'an kandungan perak Cina tidaklah seketat sistem Eropa, dan sangat longgar kadarisasinya, biasa berkisar antara 500 - 900 prosentase peraknya.
Oleh beberapa kalangan, hal kadar perak juga bukan faktor penting untuk menilai value dari benda perak Cina, titik berat lebih diutamakan pada kualitas bentuk dan kelangkaan benda itu sendiri.
Kedua benda diatas bukanlah set yang harus dipergunakan secara bersamaan.
Walau ketika didapat berasal dari 1 sumber pemilik, keduanya berasal dari 'toko pembuat' yang berbeda. Jika dikehendaki, masing-masing dapat dipergunakan sendiri-sendiri secara terpisah.
Tidaklah terlalu umum, walaupun ada, menemukan motif kupu-kupu dan kelelawar dalam 1 panel bersamaan. Karena keduanya sama-sama merepresentasikan kegembiraan dan kebahagian.
Simbol kupu yang identik untuk wanita juga bermagna kecantikan, romantis, khayalan dan musim panas. Gabungan kupu dengan bunga juga menandakan keselarasan perkawinan dan peleburan jiwa pasangan.
Kelelawar selain lambang kegembiraan juga lambang kemujuran.
Gabungan ke-3 motif tadi, kupu, bunga dan kelelawar secara harafiah bermakna perkawinan yang tepat dengan pasangan yang serasi dan cantik akan membawa kebahagian, kegembiraan berlimpah dan keberuntungan hidup.
Motif tusuk konde satu lagi adalah pohon bambu dan bunga prunus, keduanya melambangkan pasangan suami-istri, yang kombinasi ke-2nya dikenal sebagai istilah ' double happines of bamboo and plum '.
Di tengahnya terdapat burung bangau, selain lambang status juga sama seperti kura-kura, adalah lambang panjang umur. Bangau oleh bangsa Cina dipercaya dapat hidup ratusan tahun.
Jika burung Hong adalah raja dari segala burung dari jenis imaginier, bangau adalah burung tingkatan no.1 / teratas dalam jenis burung realitas.
Derajatnya yang tinggi diperuntukkan sebagai simbol status hanya bagi pejabat 'Tingkat 1' di jaman Kekaisaran Ming dan Qing.
2 buah tusuk sanggul :
Zold - Tanggerang
Tuesday, November 29, 2016
STRAITS CHINESE SILVER DRAGON HAIRPIN
1 BUAH TUSUK KONDE PERAK PERANAKAN
Perak kadar baik, kulit penyu dan 'lead glass' / kaca manik
Akhir abad 19 /awal abad 20, Jawa, Indonesia
Panjang sekitar 13,5 cm
Ada sedikit sobek pada pangkal perak dan 1 titik bulatan kecil ukiran hilang
Pada tangkai kulit penyu ada lecet sedikit, relatif masih baik
Penggunaan kaca pada alat kesenian Cina telah ada ribuan tahun yang lalu, tehnik yang 'tidak lazim' telah dipergunakan jauh sebelum di gadang-gadang oleh bangsa Barat.
Jenis kaca pada tusuk sanggul ini sedikit berbeda dari jenis ' Peking glass' yang umum di pergunakan untuk membuat manik-manik perhiasan ( di eksport keluar Cina sejak 1800an ). Kaca ini jauh lebih reflektif dan seakan-akan menyimpan cahaya di dalamnya.
Sama seperti emas, giok dan gading, kulit penyu menempati posisi istimewa sebagai material dalam kultur bangsa Cina, bahkan melebihi penghargaan atas perak. Semua ini kemungkinan karena rumitnya proses pemanfaatan kulit penyu dan juga penghormatan bangsa Cina yang tinggi terhadap mahluk kura-kura yang panjang umur. Penggunaan kulit penyu untuk tusuk sanggul populer di era dinasty Qing.
Naga benda ini dihiasi ukiran dengan kawat perak kecil ( filigree ) mempunyai bentuk yang identik sebagai benda Peranakan Cina. Bentuk naga ini kemungkinan sudah beradaptasi dengan budaya setempat. Di Jawa bentuk ini juga kadang dipergunakan oleh kaum pribumi, sama halnya seperti design motif sabuk Peranakan dan lain-lain, sebuah asimilasi budaya yang sangat cair di jaman dulu.
Zold - Jakarta
Friday, November 25, 2016
PERANAKAN WALL MOUNTED INCENSE STICK BURNER
1 BUAH TEMPAT BAKAR HIO DUPA DINDING
Prada dan lacquer di atas kayu jati (?)
Awal abad 20, Jawa Tengah, Indonesia
8,3 cm x 4 cm. Tinggi 18 cm
Sebagian besar prada tertumpuk oleh cat lacquer, ada terkelupas lapisan warna sedikit-sedikit. Patina pemakaian sangat baik.
Bentuk botol buah labu atau yang dikenal dengan istilah double gourd mempunyai makna penting dalam tradisi kepercayaan masyarakat Cina.
Benda ini diasosiasikan sebagai simbol yang memberikan berkah dan perlindungan / proteksi terhadap penyakit serta pengaruh roh jahat.
Tempat dupa / hio yang menempel di dinding banyak diletakkan di depan rumah dekat pintu masuk. Ini mengacu pada tradisi sembahyang kaum Cina Peranakan yang selain di altar sembahyang, biasanya juga membakar dupa dan mengucapkan doa di depan pintu rumah.
Bentuk botol gourd cukup bervariatif, yang utamanya selalu terdiri dari dua bagian bulatan yang menyatu menjadi satu.
Bentuk yang mempunyai belahan pada bulatan bawah seperti benda di atas tidak terlalu lazim ditemui, mungkin karena ini dibuat secara sangat personal.
Maka jangan terlalu imajinatif mengamati bentuk tempat dupa ini, Anda akan senyum-senyum sendiri nantinya.
Rp 350.000,- / IDR
Wednesday, November 23, 2016
PERANAKAN COCONUT BOWLS
4 BUAH MANGKOK BATOK KELAPA
Lacquer di atas batok kelapa
Awal abad 20, Jawa Tengah, Indonesia
# Diameter 9 cm, tinggi 6,1 cm
# Diameter 9,3 cm, tinggi 6,3 cm
# Diameter 9,7 cm, tinggi 6,5 cm
# Diameter 10,8 cm, tinggi 6 cm
Ada sedikit-sedikit lecet dan luka pada warna lacquer, pada salah satu sebagian ada yang terkelupas erosi karena usia dan pemakaian, relatif masih baik
Tradisi penggunaan batok kelapa untuk mangkok telah di kenal oleh masyarakat Cina sejak abad 17, malah kemungkinan lebih awal dari itu. Mangkok kelapa dari Cina terutama dari Dinasty Qing biasanya diukir dan bersalut dengan logam perak, menunjukkan intimnya media satu ini dengan ekspresi seni bangsa Cina.
Di pulau Jawa, mangkok seperti ini cenderung disebut mangkok untuk jamu, walau kemungkinan benda ini berfungsi juga untuk wadah arak dalam ceremony / upacara tradisi Cina Peranakan
4 buah mangkok
Zold - Banten
Subscribe to:
Posts (Atom)