MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.
Tuesday, November 29, 2016
STRAITS CHINESE SILVER DRAGON HAIRPIN
1 BUAH TUSUK KONDE PERAK PERANAKAN
Perak kadar baik, kulit penyu dan 'lead glass' / kaca manik
Akhir abad 19 /awal abad 20, Jawa, Indonesia
Panjang sekitar 13,5 cm
Ada sedikit sobek pada pangkal perak dan 1 titik bulatan kecil ukiran hilang
Pada tangkai kulit penyu ada lecet sedikit, relatif masih baik
Penggunaan kaca pada alat kesenian Cina telah ada ribuan tahun yang lalu, tehnik yang 'tidak lazim' telah dipergunakan jauh sebelum di gadang-gadang oleh bangsa Barat.
Jenis kaca pada tusuk sanggul ini sedikit berbeda dari jenis ' Peking glass' yang umum di pergunakan untuk membuat manik-manik perhiasan ( di eksport keluar Cina sejak 1800an ). Kaca ini jauh lebih reflektif dan seakan-akan menyimpan cahaya di dalamnya.
Sama seperti emas, giok dan gading, kulit penyu menempati posisi istimewa sebagai material dalam kultur bangsa Cina, bahkan melebihi penghargaan atas perak. Semua ini kemungkinan karena rumitnya proses pemanfaatan kulit penyu dan juga penghormatan bangsa Cina yang tinggi terhadap mahluk kura-kura yang panjang umur. Penggunaan kulit penyu untuk tusuk sanggul populer di era dinasty Qing.
Naga benda ini dihiasi ukiran dengan kawat perak kecil ( filigree ) mempunyai bentuk yang identik sebagai benda Peranakan Cina. Bentuk naga ini kemungkinan sudah beradaptasi dengan budaya setempat. Di Jawa bentuk ini juga kadang dipergunakan oleh kaum pribumi, sama halnya seperti design motif sabuk Peranakan dan lain-lain, sebuah asimilasi budaya yang sangat cair di jaman dulu.
Zold - Jakarta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment