MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Wednesday, November 16, 2016

YIXING BONSAI POT













1 BUAH POT BONSAI YIXING
Lukis enamel polychrome di atas terakota
Awal abad 20 / 1920an, Yixing, Jiangsu, Cina
Sekitar 9,4 cm x 9,4 cm, tinggi 8,5 cm
Benda terpakai yang masih baik dan utuh

Terakota Yixing tidak hanya menjadi material terbaik untuk pembuatan teko minum teh, juga media terbaik untuk pot tanaman bonsai.
Untuk pemeliharaan tanaman, bahan dengan karakteristik yang unik ini lebih baik dari pada keramik porselen atau stoneware karena mampu menyimpan kelembapan / air dalam tingkatan tertentu, tapi tidak berlebihan seperti penyerapan terakota biasa.

Yixing yang berhiaskan burung dan bunga cenderung banyak digemari oleh kaum Peranakan Cina, warna yang ceria menutupi warna monochrome yang monoton. Semua ini sesuai dengan konsep warna Peranakan yang 'festive' atau meriah.

Yixing berhiaskan enamel pancawarna di rumah Peranakan biasanya berupa perangkat minum teh ( teko, poci dan tempat gula ), pot tanaman bonsai, tempat dupa dan lain lain.
Semua yang ditemukan di rumah Peranakan dapat dipastikan berusia tua yang kebanyakan  di-export dari Cina pada abad 19 hingga awal abad 20.
Benda import yang dibuat kemudian untuk meniru dapat dengan mudah dapat dibedakan dari kualitas dan intensitas enamelnya.

Tradisi melukis enamel pancawarna pada benda terakota Yixing di perkirakan sudah ada sejak Dinasty Qing periode Kangxi (1622 - 1722) dan mencapai popularitasnya pada masa periode Qianlong (1736 - 1795) yang mana sang Kaisar terkenal akan kecintaannya pada tradisi minum teh dan benda seni yang berwarna meriah.

Zold - Tanggerang

No comments:

Post a Comment