MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Friday, October 31, 2014

EMBROIDERED LOTUS SHOES # 2














SEPASANG SEPATU KAKI "LOTUS" # 2
1900 - 1930an, Cina
Benang sutra dan benang emas di atas kain blacu tebal
16 cm x 6 cm
Benda original tua yang belum terpakai, salah satu sepatu dulunya sudah sempat ada penambahan kain untuk menyesuaikan ukuran kaki, tapi nampaknya belum sempat terealisasi semuanya.
Kondisi sulaman nyaris utuh semua, ada beberapa sobek kecil karena usia.

Sepatu kecil yang sepintas seperti sepatu untuk anak usia 7 tahun ini memang terlihat indah dan berselera, tetapi di balik semua itu sepatu ini menyimpan kisah realitas yang menyakitkan tentang perspektif sudut pandang masyarakat Cina kuno terhadap sensualitas wanitanya.
Adalah wanita Cina yang berkaki kecil seperti kuntum bunga lotus ketika berjalan akan mempunyai lenggok yang khas karena tumpuan kaki yang tidak mapan ( telapak kaki hanya tersisa 7 - 10 cm ), gerakan yang dianggap seksi oleh kaum prianya. Juga ada pandangan bahwa dengan cara jalan yang khas ini juga menyebabkan pengaruh pada otot - otot vaginalnya sehingga menjadi lebih kuat mencengkram.

Untuk dapat memiliki " kaki lotus" bukanlah perkara mudah, proses pembentukan / penghancuran kaki sejak usia kecil berlangsung terus menerus hingga usia mapan / dewasa. Rasa sakit terus menerus yang di timbulkan rasanya sulit terbayangkan, tapi terbayarkan oleh penghargaan dan penghormatan yang tinggi oleh masyarakat sekitarnya, tercermin dari semua sepatu untuk "kaki lotus" dikerjakan dengan tingkat penghormatan dan kecermatan tertentu, bahkan pada masa lebih kebelakang lagi, ada kebiasaan untuk minum dari sepatu lotus oleh kaum lelaki pemujanya, terkenal dengan istilah ''sulangan lotus emas".

Kebiasaan wanita untuk menyiksa diri demi "pengidolaan" dari lelaki dan status sosial bukanlah kebiasaan yang hanya milik wanita Cina berkaki lotus saja, walaupun mereka memang berada pada titik teramat ekstrim. Di Eropa dan Amerika jaman dulu, para wanitanya juga memakai korset yang membuat sulit bernafas, demi terlihat singset dan berdada mekar.

Hal paralel juga terjadi di jaman sekarang di seluruh dunia, wanitanya memakai sepatu hak tinggi, yang mana dalam sekala tertentu adalah juga penyiksaan diri, karena demi penampilan, harus rela kakinya terasa pegal dan lelah, memaksa kaki berjalan dengan tinggi bukan alamiahnya.
Di abad 21 ini kesenangan wanita menyiksa diri demi penampilan yang sebenarnya beda - beda tipis dengan "bubut kaki lotus" adalah kebiasaan operasi plastik, baik di dagu, bibir, hidung, pantat ataupun tetek, hal yang juga menimbulkan sakit dan "cacat" permanen seumur hidup, persis seperti praktek kaki lotus.

Mungkin memang begitulah wanita, demi mencapai fantasi idealnya tidak perduli dengan rasa sakit dan penyiksaan diri, karena sudah menjadi naluri alamiahnya, menemukan keindahan dalam rasa sakit, seperti menstruasi, melahirkan dan menyusui..,,juga pada malam pertama.
Zold - Banjarnegara

No comments:

Post a Comment