MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Monday, December 25, 2017

PERANAKAN 'TEN BULLS OF ZEN' SILVER STATUE















PATUNG PERAK PERANAKAN
Perak kadar baik
Akhir abad 19 atau awal abad 20, Jawa, Indonesia
18 cm x 10 cm tinggi 17,5 cm
Berat sekitar 623 gram
Ada penyok kecil sedikit-sedikit karena usia dan pemakaian
Relatif masih utuh dan baik

Patung pengembala mengendarai kerbau sambil meniup suling bambu menjadi image yang paling dikenal / iconik dalam filosofi '10 Kerbau' ajaran Zen Buddha.
Ajaran berupa lukisan dan puisi mengenai pencaharian diri sudah ada sejak abad 11 di Cina dan Jepang.

Salah satu versi  'Kerbau Zen' yang paling dikenal berasal dari Kuòān Shīyuǎn (廓庵師遠), seorang Master Zen di abad 12.
Dalam 10 buah lukisan yang ditemani puisi, menggambarkan adegan interaksi antara manusia (diri) dengan kerbau (simbol). Menunggangi kerbau sambil bermain suling adalah step ke 6 (dari 10) dalam proses pencaharian diri mencapai pencerahan sempurna.

Setelah mencari kerbau (1), mememukan jejak (2), memahami (3), menangkap (4), menjinakkan (5), step selanjutnya / ke 6 adalah ketika menunggangi kerbau dalam perjalanan pulang sambil bermain seluring. Pada tahap ini telah tercapai pengertian / keseimbangan dalam penaklukan diri tampa lagi ada pengekangan dan ketakutan. Semua terasa indah dan berirama seperti senandung suling disore hari. Tersenyum gembira harmonis.
Lukisan Kuoan Shiyuan, sumber dari wikipedia

Bentuk patung mengendarai kerbau yang kemudian identik dengan ajaran Budhis 'Kerbau Zen', umumnya diletakkan pada meja altar leluhur atau Dewa di rumah Cina Peranakan. Bentuk serupa kadang ada yang berfungsi sebagai tempat dupa.

Sebagian besar patung 'Kerbau Zen' umumnya terbuat dari perunggu, batu alam, kayu atau keramik, sangat jarang dijumpai terbuat dari perak seperti patung diatas.
Selain kelangkaan materialnya, tennik pembuatan perak patung ini juga berbeda dari umumnya proses pembuatan patung 3 dimensi logam (di-cor / casting).
Patung dibentuk dengan tehnik repousse, hal yang tidak mudah di praktekkan pada bentuk patung 3 dimensi yang tidak simetris (berbeda bentuk disemua sisi). Diperlukan pengetahuan komplek tentang anatomi dan pembagian 'belah-sambung' yang harus presisi dalam proses pembuatannya.

Tehnik repousse umumnya dipraktekkan pada perak berupa relief timbul seperti pada perhiasan atau benda pakai lainnya, jika berwujud 3 dimensi umumnya mempunyai bagian yang terbuka sehingga terjangkau alat pemukul peraknya, atau jika tertutup utuh umumnya mempunyai 2 sisi yang serupa / presisi.

Tehnik ini umumnya dikuasai oleh pengrajin perak dari Cina atau Peranakan juga Melayu yang tersebar di kota-kota besar Pulau Jawa hingga Sumatera pada abad 19 hingga awal abad 20, tempat dan waktu dimana patung 'Kerbau Zen Budhis' ini diciptakan.

Zold - Bekasi

No comments:

Post a Comment