MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Saturday, June 11, 2016

DUTCH COLONIAL STYLE SILVER MOUNTED BETEL BOX















KOTAK KINANGAN PERANAKAN KAYU TREMBALO
Perak dan lacquer prada gincu diatas kayu Trembalo
Akhir abad 18 atau awal abad 19, Batavia / Jawa, Indonesia
25,5cm x 16cm. Tinggi 12cm
Benda terpakai yang masih baik, ada sedikit retak halus pada kotak

Bentuk kotak seperti ini yang berupa peti kecil dengan ornament perak ( kadang emas atau kuningan ) adalah identik dengan kotak kinangan kaum aristokrat dan pejabat pemerintahan di Hindia Belanda pada abad 18.
Kebiasaan menginang di Nusantara oleh etnis Melayu pribumi tidak hanya diadaptasi oleh Peranakan Cina, tetapi juga oleh bangsa kulit putih terutama yang berada di pulau Jawa. Benda ini juga di yakini sebagai bentuk yang di prakarsai oleh VOC di daerah kekuasaan perdagangannya, sehingga bentuk serupa juga muncul di Sri Langka / Ceylon pada awal abad 18 ( sebelum di kuasai sepenuhnya oleh Inggris ).

Kotak ini pada jamannya biasanya difungsikan untuk menemani tamu khusus diruangan utama atau dibawa ketika bepergian, didalamnya seharusnya berisi wadah-wadah perak kecil seperti umumnya perangkat kinangan, tetapi sangat jarang menemukan kotak dan isinya secara bersamaan. Hal yang kadang membuat salah persepsi dengan menganggap kotak peti ini sebagai wadah perhiasan atau uang.

Setelah berakhirnya monopoly perdagangan VOC di akhir abad 18 ( 1798 ), praktek pemesanan benda sejenis nampaknya terus berlanjut hingga akhir abad 19. Kayu / bahan di import dari daratan Cina, India atau kayu lokal. Banyak menggunakan kayu atau bahan yang eksotis, semisal kayu Sutra Ambon, Mahoni, Cendana, Trembalo, Jati, Kulit Penyu dan lain-lain.
Sedangkan pembuatan dan ornament perak sepenuhnya dikerjakan di pulau Jawa.
Pada masa itu di pulau Jawa ( terutama di Batavia ) pembuatan perak selain oleh pembuat perak Melayu, banyak dikerjakan juga oleh ahli kamasan dari Cina, India dan Eropa. Imigran dari Eropa ( terutama Eropa Timur ) adalah pendatang yang mencari peruntungan, baik berdagang atau hanya sebagai pekerja biasa.
Juga sebuah kelaziman ketika kotak semacam ini dibuat oleh 2 ahli profesi yang berbeda, semisal kayu dikerjakan / di import dari Cina, sedangkan pembuatan ornament perak dikerjakan oleh pengrajin perak / kamasan Eropa di Batavia / pulau Jawa.

Dari semua unsur pembuatan yang berbeda-beda, kotak seperti ini selalu bernafaskan unsur eksotis Oriental bercampur Eropa, berbeda dengan benda sejenis yang juga beredar hingga awal abad 20 ( lebih spesifik sebagai benda Peranakan saja )

Kotak ini diperkirakan dibuat atas pesanan Cina Peranakan, terlihat dari pemilihan kayu Trembalo dan pewarnaan prada gincu yang menjadi ciri kesenangan etnis ini. Pembuat ornament perak lebih cenderung dikerjakan oleh pengrajin perak Eropa di Jawa, terlihat dari cara pengukiran dan motif.
Beberapa bentuk yang menjadi ciri Peranakan, ketika di kerjakan oleh pengrajin dari etnis lain akan terlihat sedikit berbeda, semisal pada peti ini bentuk 'tangan menggengam' telah mengalami interpretasi yang berbeda dari pemahaman bentuk perak Cina pada umumnya.


Kehadiran motif ELANG BERKEPALA DUA / DOUBLE HEADED EAGLE dan motif ukiran yang sangat Eropa menunjukkan pemiliknya mempunyai hubungan yang spesial dengan bangsa Eropa. Berbeda dengan benda umum lainnya yang walau berdesain Eropa belum tentu menunjukkan kolerasi dengan pemiliknya. Kinangan di jamannya adalah salah satu benda yang sangat personil, menunjukkan status dan jati diri pemiliknya. Ada kemungkinan pemilik awal kotak ini bukan etnis Peranakan Cina murni, tetapi campuran Peranakan Cina dan Eropa, mengingat adanya beberapa perkawinan antar kedua etnis dimasa itu.

Elang Berkepala Dua adalah salah satu simbol tertua, sudah ada sejak jaman sebelum masehi, ada di Byzantium, Kekaisaran Romawi, Timur Tengah, India dan muncul pada lambang kerajaan kerajaan di Eropa. Keterkaitan lambang ini dengan kerajaan di negara - negara di Eropa Timur begitu erat, terutama dengan Kekaisaran Rusia, hingga detik ini lambang sejenis masih di pergunakan di berbagai negara.
Makna sesungguhnya dari kehadiran simbol ELANG BERKEPALA DUA pada kotak ini dengan posisi status pemilik aslinya masih menjadi sebuah misteri.

Zold - Surabaya

No comments:

Post a Comment