MENCOBA MENGHADIRKAN KEBERADAAN BENDA-BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TATA CARA KEHIDUPAN DAN BUDAYA CINA PERANAKAN DI INDONESIA PADA JAMAN DULU SECARA BEBAS DAN SUBYEKTIF.

Friday, June 24, 2016

KAT MAU STRAITS CHINESE NYONYA WARE PORCELAIN



















2 BUAH CEPUK PORSELEN PERANAKAN
Porselen lukis enamal polychrome diatas glasir
Akhir abad 19 / awal abad 20, Jingdezhen, Jiangxi, Cina untuk Jawa, Indonesia
*Besar marking huruf Hanji : ' ??? Zao' dan " Guangxu Nian Zhi '' (1875 - 1908 )
Diameter 12,6cm, tinggi 14,7cm
Kondisi ada 1 hairline sangat tipis pada atas tutup
*Kecil marking : ' Jingzhen Tumaoxing Zao '
Diameter 10,5cm, tinggi 12,5cm
Kondisi ada cuil atas tutup dan tengah badan / body

Benda yang hanya tinggal sedikit yang beredar di Indonesia, kebanyakan sudah berpindah kewarganegaraan keluar negri. Keramik Nyonya Ware kadang dianggap tidak beredar di Indonesia, hanya identik sebagai milik Peranakan di negara lain.
Pendapat ini sudah lumayan umum, bahkan beberapa buku literatur Peranakan Cina bahasa asing, melewatkan nama Indonesia sebagai wilayah edar benda keramik 'Nyonya Ware'. Hal yang agak aneh, karena benda seperti ini beredar di seluruh Asia Tenggara yang mempunyai etnis Cina Peranakannya, di Thailand, Philipina dll pun memiliki benda porselen Famille Rose Nyonya Ware. Jumlah sedikit banyaknya tergantung jumlah etnis tsb di negara masing-masing. Apakah Peranakan Cina di Indonesia hanya sedikit ?

Sekarang kita hanya banyak tersisa benda import copy pesanan dari Cina. Tingkat garapannya bermacam-macam, dari yang kasar mudah terlihat palsu sampai yang sangat halus yang butuh ketelitian dan pemahaman. Marking bukan jaminan, kadang benda asli banyak yang hadir tampa marking.
Benda copy tertentu dapat terlihat dari detail pembuatan garis tipis outlinenya ( kadang hanya print bukan lukis ), Garis hitamnya cenderung steril dan stabil, berbeda dengan yang asli, garis terlihat hidup dan dinamis, tipis tebal tidak stabil, timbul tenggelam, terasa sangat handmade.
Benda copy juga kebanyakan mempunyai warna yang sedikit terlalu cerah, terasa tidak ada kedalaman pada pewarnaannya. Buat yang copy kasar, dari glasir sudah terlihat, berkilau layaknya benda keramik pembakaran baru.

Sama seperti  Kemceng / Kamcheng, cupu adalah multi fungsi, untuk wadah ramuan, sup dan lain-lain. Disebutkan juga sebagai bagian kelengkapan benda tradisi Peranakan dalam prosesi perkawinan.
Motif bunga Peony adalah utama, terdapat juga "Bunga Empat Musim'' dan burung Phoenix / Hong pada cupu yang kecil.
Pada lis border bawah cupu besar adalah stilisasi bentuk kuntum bunga lotus.
Pada lis tengah, ke-dua cepuk menggambarkan ' 8 LENCANA / EMBLEM BUDDHA ' yang terdiri dari :
- Bunga lotus, melambangkan kebenaran dan kesucian ajaran Sang Buddha.
- Sepasang ikan : simbol kebahagian perkawinan atau 'pengetahuan sempurna' tercapai dari kebebasan dan kegembiraan, layaknya seperti ikan yg gembira berenang bebas.
- Simpul saling bersambung tampa ujung, melambangkan keabadian, juga ikatan yang abadi antara semua aspek kehidupan. Kesia-sian hidup dan keinginan yang semu mendatangkan kesengsaraan, dengan ajaran Sang Buddha dapat membantu pencapaian pemahaman kehidupan yang lebih tinggi untuk melepas semua kesengsaraan ini.
- Roda api, melambangkan perputaran kehidupan tampa henti, kelahiran dan kematian datang silih berganti, ber-reinkarnasi tampa henti, belenggu ini dapat dilepaskan dengan ajaran Sang Buddha untuk mencapai 'Nirvana'.
- Cangkang keong / siput, melambangkan kemurnian dan kebenaran ajaran Buddha, juga simbol suara dari Sang Buddha ketika menyebarkan ajaran Dharma.
- Payung ceremonial, melambangkan ke-ningratan, Buddha terlahir sebagai pangeran kerajaaan, juga melambangkan kehormatan untuk mendidik diri sendiri.
- Kanopi, melambangkan perlindungan dalam ajaran sang Buddha, juga kemenangan atas rasa ketidak perdulian.
- Vas bunga,berisikan ramuan untuk mengatasi semua penderitaan, termasuk memberikan keabadian untuk mengatasi ikatan hidup kematian dan kelahiran kembali.

Zold - Palembang

No comments:

Post a Comment